12
Jun

Simulasi Pembakaran Hidrogen pada Ruang Bakar Pesawat Supersonic

Penulis: Riqy Rizqyandra – CAE Engineer PT Optimaxx Prima Teknik (2023)

PENDAHULUAN

Gambar 1. Cara kerja pesawat scramjet

Pesawat scramjet merupakan pesawat dengan kecepatan supersonic. Kecepatan yang bisa dicapai saat terbang dapat mencapai 3 kali kecepatan suara. Bagian intake pesawat scramjet dibuat sedemikian rupa sehingga pada kecepatan supersonic, udara akan terkompres sebelum masuk ke ruang bakar. Saat sudah sampai di ruang bakar, bahan bakar disemprotkan lalu terbakar, hasil gas tersebut akan melaju menuju nozzle.

Pada tulisan kali ini penulis akan mensimulasikan pembakaran gas hidrogen pada kecepatan supersonic. Simulasi ini berdasarkan jurnal dan eksperimen yang telah dibuat oleh DLR (German Aerospace Center). Hasil gas pembakaran ini menghasilkan temperature gas 1500 K – 2000 K dengan kecepatan M = 2.

PRE-PROCESSING

Gambar 2. Skematik simulasi dan boundary condition
Gambar 3. 3D domain
Gambar 4. Mesh domain combustor

Reaksi pembakaran terjadi pada di dalam duct dengan tinggi 50 mm dan lebar 40 mm. Di dalam duct tersebut terdapat strut berbentuk segitiga. Gas hidrogen akan diinjeksikan dari strut tersebut. Pada strut tersebut terdapat 15 lubang dengan diameter 1 mm dengan jarak antar lubang sebesar 2.4 mm. Gas hidrogen keluar dari 15 lubang tersebut. Mesh yang digunakan pada simulasi ini berupa polyhexcore tanpa ada refinement.

SETUP

Gambar 5. Species transport
Gambar 6. Reaksi gas hidrogen dan air
Gambar 7. Hydrogen-Air properties
Gambar 8. Species properties
Gambar 9. Viscous model

Karena aliran fluida berkecepatan supersonic, pada general page menggunakan density-based solver. Karena terjadi reaksi pembakaran maka perlu mengaktifkan energy dan species transport. Pada species transport terdapat beberapa reaksi yang dapat dipilih, pada simulasi kali ini penulis memilih reaksi hydrogen dan air.  Gambar 6 menunjukan gas hidrogen yang bereaksi dengan oksigen berubah menjadi uap air. Karena ini aliran supersonic, density mixture dari hydrogen-air dirubah mejadi ideal gas. Specific heat, theral conductivty, dan viscosity menjadi mixing law.

Ketika mengaktifkan species transport akan muncul mixture pada materials. Mixture ini berisi species (fluida) yang akan bereaksi yaitu oksigen, hidrogen, uap air, dan nitrogen (tidak bereaksi). Setiap properti species ini dirubah menjadi seperti pada gambar 8, thermal conductivity menjadi kinetic theory dan viscosity menjadi sutherland. Aktifkan compressibiliy effect pada K-Omega SST.

Gambar 10. Kondisi inlet udara
Gambar 11. Kondisi inlet bahan bakar
Gambar 12. Solution methods

Sesuai dengan rujukan jurnal, tipe inlet yang digunakan pressure far field. Biasanya pesawat scramjet bisa terbang sampai 2 kali kecepatan suara, inlet udara diberi M = 2 dengan temperature 340 K, spesies 23.2% oksigen, dan 3.2% uap air. Hidrogen disemprotkan dengan kecepatan M = 1 dengan temperature 300 K dan spesies 100% gas hidrogen. Agar mempermudah konvergensi, pada solution method diaktifkan High Speed Numerics dan pada run calculation diaktifkan flow type supersonic.

POST-PROCESSING

Gambar 13. Kontur Mach number
Gambar 14. Kontur tekanan

Gambar 13 menunjukan ketika udara berkecepatan supersonic melewati bidang miring, maka udara tersebut akan mengalami oblique shock. Udara akan terdefleksi mengikuti kemiringan bidang miring, kecepatannya akan berkurang dan tekanannya akan meningkat. Peningkatan tekanan saat oblique shock dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 15. Kontur temperatur
Gambar 16. Volume rendering temperature pembakaran
Gambar 17. Profil temperature

Dihasilkan temperature hasil pembakaran 1500 K ~ 2500 K. Hal ini sesuai dengan hasil eksperimen yang dilakukan oleh DLR German. Gas hasil pembakaran yang mengalir ke nozzle (ke outlet) sebesar 1500 K. Hasil temperature reaksi pembakaran secara 3D dapat dilihat dengan jelas pada gambar 16.

Gambar 18. Kontur spesies gas hidrogen
Gambar 19. Kontur gas oksigen
Gambar 20. Volume rendering gas uap air

Gambar 19 dan 20 menunjukan lokasi dimana reaksi mulai terjadi. Pada centerline duct persentase gas oksigen sebesar 0%. Karena pada bagian tengah tersebut oksigen sepenuhnya bereaksi dengan gas hidrogen membentuk uap air. Uap air yang dihasilkan sebesar sekitar 25% seperti pada gambar 20. Dari hasil persentasi spesies ini bisa kita hubungkan ke temperature. Tempat dimana uap air terbentuk pasti memiliki temperature yang tinggi (karena reaksi baru saja terjadi disitu). Kita bisa menyocokkan antara gambar 20 dengan gambar 16.

Referensi

Referensi : Waidmann, W.; Alff, F.; Brummund, U.; Bohm, M.; Clauss, W.; Oschwald, M. Experimental Investigation of the Combustion Process in a Supersonic Combustion Ramjet (Scramjet); DLR Jahrbuch: Erlangen, Germany, 1994